Candi Gunung Kawi atau Candi Tebing Kawi adalah situs Purbakala yang
dilindungi di Bali. Terletak di Sungai Pakerisan, Dusun Penangka, Desa Sebatu,
Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. candi ini sangat unik biasanya
candi berupa batuan utuh
yang terbuat dari bata
merah atau batu gunung, candi ini tidak seperti itu melainkan Pahatan di dinding tebing batu
padas ditepi sungai. Nama Gunung Kawi itu sendiri konon berasal dari kata
Gunung dan Kawi. Gunung berarti Gunung atau
Pegunungan dan Kawi Berarti Pahatan Jadi Candi Gunung Kawi berarti Candi yang
dipahat di atas gunung. Candi ini terletak sekitar 40 kilometer dari Kota
Denpasar dengan
perjalanan sekitar 1 jam menggunakan mobil atau motor. Sementara dari Kota
Gianyar berjarak sekitar 21 kilometer atau sekitar setengah jam perjalanan.
Apabila tidak membawa kendaraan pribadi, dari Denpasar maupun Gianyar wisatawan
dapat memanfaatkan jasa taksi, bus pariwisata, maupun jasa agen perjalanan.
Situs lainnya yang masih satu kompleks dengan Candi Gunung Kawi adalah gapura dan tempat pertapaan yang disebut Geria Pedanda. Di tempat ini wisatawan dapat menyaksikan beberapa gapura dan tempat pertapaan. Para ahli menyebut tempat ini sebagai “Makam ke-10”. Penamaan oleh para ahli ini didasarkan pada tulisan singkat dengan huruf Kediri yang berbunyi “rakryan”, yang jika ditafsirkan merupakan tempat persemayaman seorang perdana menteri atau pejabat tinggi kerajaan. Sementara di bagian lain, agak jauh ke arah tenggara dari kompleks Candi Gunung Kawi, melewati persawahan yang menghijau, terdapat beberapa ceruk tempat pertapaan dan sebuah wihara yang nampaknya sebagian belum terselesaikan secara sempurna oleh pembuatnya.
KEUNIKAN
Candi Gunung Kawi Memiliki sekitar 315 anak tangga
di tubir Sungai Pakerisan. Suasana asri yang nampak dari rerimbunan pohon di tepi sungai, juga gemericik air dari sungai yang dikeramatkan di Bali ini membuat pengunjung seolah disambut oleh simfoni alam. Anak tangga-anak tangga untuk menuju Candi Gunung Kawi ini terbuat dari batu padas yang dibingkai dengan dinding batu.
di tubir Sungai Pakerisan. Suasana asri yang nampak dari rerimbunan pohon di tepi sungai, juga gemericik air dari sungai yang dikeramatkan di Bali ini membuat pengunjung seolah disambut oleh simfoni alam. Anak tangga-anak tangga untuk menuju Candi Gunung Kawi ini terbuat dari batu padas yang dibingkai dengan dinding batu.
Sesampainya di kompleks candi, wisatawan akan menyaksikan dua kelompok
percandian yang dipisahkan oleh aliran Sungai Pakerisan. Candi pertama terletak
di sebelah Barat sungai, menghadap ke Timur, yang berjumlah empat buah.
Sedangkan candi kedua terletak di sebelah Timur sungai, menghadap ke Barat,
yang berjumlah lima buah. Pada kompleks candi di sebelah Barat, juga dilengkapi kolam pemandian serta pancuran air. Menyaksikan
dua kompleks candi ini, wisatawan akan dibuat takjub oleh pemandangan
dinding-dinding batu cadas yang dipahat rapi membentuk ruang-ruang lengkung
yang di dalamnya terdapat sebuah candi. Candi-candi ini sengaja dibuat di dalam
cekungan untuk melindunginya dari ancaman erosi.
Pada kompleks candi di sebelah Barat terdapat semacam “ruang” pertapaan yang juga disebut wihara.
Wihara tersebut dipahat di dalam tebing yang kukuh dan dilengkapi dengan pelataran, ruangan-ruangan
kecil (seperti kamar) yang dilengkapi dengan jendela, serta lubang sirkulasi udara di bagian atapnya yang berfungsi juga
untuk masuknya sinar matahari. Ruangan-ruangan di dalam wihara ini kemungkinan
dahulu digunakan sebagai tempat meditasi maupun tempat pertemuan para pendeta
atau tokoh-tokoh kerajaan lainnya.
Situs lainnya yang masih satu kompleks dengan Candi Gunung Kawi adalah gapura dan tempat pertapaan yang disebut Geria Pedanda. Di tempat ini wisatawan dapat menyaksikan beberapa gapura dan tempat pertapaan. Para ahli menyebut tempat ini sebagai “Makam ke-10”. Penamaan oleh para ahli ini didasarkan pada tulisan singkat dengan huruf Kediri yang berbunyi “rakryan”, yang jika ditafsirkan merupakan tempat persemayaman seorang perdana menteri atau pejabat tinggi kerajaan. Sementara di bagian lain, agak jauh ke arah tenggara dari kompleks Candi Gunung Kawi, melewati persawahan yang menghijau, terdapat beberapa ceruk tempat pertapaan dan sebuah wihara yang nampaknya sebagian belum terselesaikan secara sempurna oleh pembuatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar